Entri Populer

Minggu, 26 April 2009

ORANG YANG TIDAK PERNAH RUGI


Panggungejo – Blitar
09 April 2009
Real story

Pernahkah njenengan menjumpai pedagang yang tidak pernah rugi? selalu untung terus.
Pasti hal yang mustahil kan.?
Tetapi alhamdulillah sore itu saya dipertemukan dengan pedagang keliling yang tidak pernah merugi. Seorang bapak usianya berkisar 30-40 tahunan, penjual kebutuhan dapur keliling, bapak yang memikul dua keranjang berisi sendok, pisau, dan alat rumah tangga lainnya.
Sore itu, ketika kami berkumpul di teras, seorang penjual keliling mampir ke rumah untuk menjajakan barang yang dibawa. Sudah menjadi kebiasaan ibu untuk menjamu siapapun yang datang kerumah, walau kadang kami tidak mengenalnya sekalipun. Ditemani secangkir kopi penjual tadi mulai berpromosi kepada kami. Sungguh mengherankan kami, adalah ketika bapak tadi tidak berbicara mengenai barang bawaannya, justru bapak tadi berbicara tentang kondisi masyarakat saat ini. Tentang akhir jaman yang mulai nampak kerusakan bukan hanya alamnya saja, tetapi juga kerusakan moral orang-orangnya.
Sungguh aneh orang ini, batin saya.
Bapak itu tersenyum,
“ Saya hanya memenuhi kewajiban saya sebagai abdine Gusti Allah, kerja saya memang pedagang keliling, tapi itu hanya sambilan saja. Kerja saya yang sebenarnya adalah belajar untuk semakin dekat dengan Gusti Allah. Saya bersyukur bisa bersilaturahmi dengan keluarga bapak, dan ini sudah menjadi sebab Allah berikan saya rejeki yang berkah. Kalaupun bapak tidak membeli apapun dari saya, sama sekali saya tidak merugi dengan ini semua. Sungguh sudah membahagiakan bagi saya ketika dapat bersilaturahmi dengan saudara sesama muslim.”
Bapak itu pun berlalu, dan kami tidak membeli satupun barangnya, kecuali pelajaran tentang hidup.
*****
Atau kisah Musa yang terkepung tentara Fir’aun, sedang di depannya sungai Nil membentang penuh ancaman. Sungguh tanpa sebab apapun Allah mampu binasakan seluruh bala tentara Fir’aun ataupun Allah kuasa untuk bekukan air sungai Nil sehingga selamatlah umat Nabi Musa a.s. tetapi Allah punya cara tersendiri untuk mengajar hamba-Nya. Allah perintah kan Musa a.s untuk memukulkan tongkatnya ke sungai Nil. Walaupun tanpa tongkat Musa, sungguh Allah mampu selamatkan hambanya. Pemahaman saya yang dhoif, Allah menginginkan hambanya ber-ihtiar dengan usaha yang ia bisa. Sebagaimana ihtiar Musa a.s untuk memukulkan tongkatnya ke sungai Nil, yang secara logika adalah sesuatu yang sulit dipahami. Tetapi begitulah Allah menunjukkan Kekuasaan-Nya. Salah besar yang memahami bahwa yang membelah sungai Nil adalah tongkat Musa a.s, karena apa yang nampak oleh mata sesungguhnya digerakkan kekuatan besar Allah swt.
Hmm…ternyata kantor, toko, dan pabrik dimana kita bekerja saat ini tidak lebih dari tongkat Nabi Musa a.s., kelihatannya kita yang bergerak, tetapi sebenarnya di balik itu ada karunia Allah swt tiada henti tercurahkan. Sedikit usaha yang kita lakukan jika digerakkan oleh kekuatan spirit yang besar maka hasilnya pun luar biasa.

Tidak ada komentar: