Entri Populer

Selasa, 06 Oktober 2009

KERINDUAN


" Rembulan itu telah sempurna
Malam ini purnama
Awan gelap melukis mega
Hanya terang temaram memberi cahya
Rembulan ini kepedihan
Hembus bayu membawa kerinduan
Ada sekeping kalbu
Terisak tak terperikan
Berharap kekasih tak pergi dalam genggaman.."

Surabaya, 24 September 2009
17:38


" Untuk api cinta yang tak pernah padam
Untuk gelora rindu yang tak pernah diam
Untuk bisik hati dipenghujung malam
Ada jiwa sayu dalam temaram.."

Surabaya, 11 September 2009
17:50


" Itukah cinta
Tiada tempat ia tiada.."

Surabaya, 10 September 2009
15:31


" Akan banyak puisi tercipta
Akan berbuih kata cinta
Akan ada samudra rasa
Tentang rindu yang menggelora
Ketika aku dan engkau tiada bersua.."

Surabaya, 01 September 2009
17:42


" Kerinduanku bisu
Dibalik senyum menggelora
Pipi rona merah tersipu
Kerinduan ini tetaplah kerinduan
Ketika ia datang mendekap
Mulut diam senyap.."

Surabaya, 29 Agustus 2009
10:22


" Kerinduan ini..
Tetaplah sebuah kerinduan
Ia datang..
Senyap mendekap
Kemudian menggelora entah kemana
Ia hilang dan lenyap.."

Surabaya, 19 Agustus 2009
17:29

KERINDUAN

Kerinduan ini..
Tetaplah sebuah kerinduan
Ia datang..
Senyap mendekap
Kemudian menggelora entah kemana
Ia hilang dan lenyap


Surabaya, 19 Agustus 2009
17:29

Selasa, 29 September 2009

CINTA YANG SEDERHANA


Aku, mencinta sederhana saja
Biasa, tidak menggelora.
Aku cemburu hanya sambil lalu
Tidak memburu ataupun menggebu.
Tidak memaksa apalagi mendamba.
Aku hanya tunaikan Sang Penguasa Hati
Agar berbagi dan saling memberi
Agar mencintai dan saling mengasihi.


Jangan-jangan aku jatuh cinta
Pada hati semerbak bunga
Pada senyum yang menggelora
Pada malu yang merona
Surabaya, 02 Juli 2009

Kadang ragu itu memburu
Kadang cemas itu membekas
Surabaya, 04 Juni 2009
06:42

CINTA YANG SEDERHANA

Aku, mencinta sederhana saja
Biasa, tidak menggelora.
Aku cemburu hanya sambil lalu
Tidak memburu ataupun menggebu.
Tidak memaksa apalagi mendamba.
Aku hanya tunaikan Sang Penguasa Hati
Agar berbagi dan saling memberi
Agar mencintai dan saling mengasihi.


Jangan-jangan aku jatuh cinta
Pada hati semerbak bunga
Pada senyum yang menggelora
Pada malu yang merona
Surabaya, 02 Juli 2009

Kadang ragu itu memburu
Kadang cemas itu membekas
Surabaya, 04 Juni 2009
06:42

Kamis, 27 Agustus 2009

MEMBERI NILAI LEBIH



Saat hujan gerimis, seorang penjual bakso nampak berteduh di sebuah halte yang telah sepi, karena memang hari menjelang senja. Sambil menggusap wajahnya yang telah basah oleh air hujan, penjual bakso tiada henti memaki gerimis yang datang disaat ia mulai berjualan. Penjual bakso berpikir, jika hujan telah tiba maka ia tidak dapat kemana-mana kecuali hanya berteduh di halte, seperti yang ia lakukan saat ini. Dapat dibayangkan, berapa banyak kerugian yang ia dapatkan jika tak satupun orang datang untuk membeli baksonya.
Pada saat gerimis yang sama, disudut kota yang lain, ada penjual bakso dengan semangat riang gembira, seolah ia tidak memperdulikan air yang tiada henti mengguyur gerobaknya. Terbayang dalam kepala abang bakso, jika gerimis telah datang maka udara dingin akan mendekap setiap gang yang ia datangi. Harapannya, suasana ini menjadikan orang-orang ingin menikmati makanan-makanan hangat, seperti bakso yang ia jual. Sebuah keuntungan besar akan ia dapatkan dari hujan yang mengguyur disore hari.
***
Adzan sudah berhenti berkumandang, di serambi sebuah masjid seorang pemuda nampak gelisah menunggu iqamat shalat. Jari tangannya tiada henti memencet-mencet tombol handphone, ia mencoba menghabiskan waktu dengan bermain game di handphone.
“ huh.. lama banget iqamatnya, nunggu apa sih.” Gerutu si pemuda.
Pada masjid yang sama, di salah satu sudut masjid yang lain. Seorang pemuda dengan wajah tenang duduk bertafakur, kedua tangannya terangkat memanjatkan doa. Ia nampak menikmati munajatnya. Pemuda itu berharap agar iqamah tidak segera dikumandangkan, karena masih banyak doa-doa yang ingin ia panjatkan. Ia yakin akan janji Allah swt, bahwa waktu diantara adzan dan iqamat adalah waktu yang istimewa, dimana setiap doa akan dikabulkan Allah.
***
Cerita diatas mungkin segelintir kisah dalam keseharian kita. Banyak peristiwa terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita, namun dari satu peristiwa yang sama dapat memberikan hasil yang bebeda ketika kita salah mensikapinya. Ada penjual bakso yang menganggap gerimis adalah musibah, dan ada penjual bakso lain menjadikan gerimis sebuah berkah. Semua kembali kepada kita dalam mensikapinya.
Kita tidak dapat memaksa gerimis untuk berhenti, ataupun kita tidak dapat memaksa muadzin untuk segera iqamat. Ternyata yang dapat kita lakukan adalah memberi nilai terhadap setiap peristiwa yang terjadi. Jelas berbeda antara penjual bakso yang menyerah dan berhenti di halte, dengan penjual bakso yang tetap berkeliling walau hujan gerimis. Akan berbeda nilainya juga antara orang yang menghabiskan waktu dengan bermain game dengan orang yang bertafakur, walaupun dalam satu masjid yang sama.
Suatu masalah pelik yang kita hadapi, bisa jadi itu bukanlah suatu masalah ketika kita benar dalam mensikapinya. Kadang kita mendramatisir keadaan dengan berpikiran negatif, padahal belum tentu hal itu terjadi, hanya angan-angan kita saja.
Kadang kita menggerutu tiada henti, ketika jadwal kereta tertunda. Atau ketika seorang teman terlambat dalam janjian. Kita merasa waktu akan terbuang percuma untuk menunggu kereta ataupun taupun untuk menunggu kedatangan seorang teman. Tetapi tahukah bahwa sesungguhnya banyak hal dapat dilakukan ketika kita sedang menunggu. Ada sebuah ungkapan sederhana yang menggambarkan berapa nilai aktifitas kita:
Bagi seorang pengemis, setengah jam adalah waktu untuk menunggu orang lain memberinya uang seribu rupiah.
Bagi seorang penulis, setengah jam adalah waktu untuk mengarang satu bab buku.
Bagi seorang santri, setengah jam adalah waktu untuk membaca satu juz kitab suci dan berdzikir mengagungkan Rabbnya.
Bagi seorang ilmuwan, setengah jam adalah waktu untuk menemukan teori baru yang mengubah dunia.
Hmm…sekarang kita bertanya kepada diri kita, apa yang dapat kita lakukan dengan waktu tigapuluh menit.? Ketika sebuah peristiwa terjadi tidak sesuai dengan rencana kita. Akankah kita diam menunggu, sebagaimana pengemis yang berharap orang lain akan merubah nasibnya, ataukah kita yang bergerak untuk memberi nilai terhadap waktu yang kita miliki.
Ketika peristiwa telah terjadi diluar skenario kita, maka menyesali dan menggerutu tidaklah menyelesaikan masalah. Ketika nasi sudah menjadi bubur, menangisi dan memakinya tidaklah menjadikan bubur kembali menjadi nasi, yang dapat kita lakukan adalah mengambil irisan bawang goreng dan menambahkan irisan daging ayam. Jadilah bubur ayam yang lezat. Dengan sedikit aktifitas, kita telah memberi nilai berbeda dari sebuah peristiwa. Jangan menyerah…

SURABAYA, 27 August 2009

Selasa, 07 Juli 2009

PERNIKAHAN IDA - BOBBY

SUPERMARKET MENJUAL ISTRI DAN SUAMI

Ada sebuah cerita menarik yang saya baca dari sebuah majalah, kisah tentang supermarket SUAMI / ISTRI. Dalam supermarket itu Tuhan menyediakan calon suami untuk para wanita dan calon istri bagi para pria. Ada peraturan bagi para pengunjung supermarket itu, bahwa toko itu hanya buka sekali dalam seumur hidup, supermarket terdiri dari lima lantai, setiap orang yang datang ke lantai atas tidak dapat kembali lagi ke lantai di bawahnya, hanya ada satu arah sehingga orang tidak dapat kembali lagi ke belakang.
Pada hari yang telah ditentukan, semua orang berduyun-duyun masuk supermarket melewati pintu yang dibedakan antara pria dan wanita.
Para wanita bergegas masuk ke ruangan pertama, pada lantai pertama tertulis : ruangan ini menyediakan calon suami yang sholeh dan perhatian. Maka para wanita bergegas naik ke lantai berikutnya, berharap mendapat calon suami yang lebih bagus lagi.
Di ruangan lantai dua tertulis : menyediakan calon suami yang sholeh, perhatian dan sayang keluarga. Tetapi para wanita buru-buru naik ke lantai atas lagi. Berharap mendapat lebih baik lagi.
Di ruangan lantai tiga tertulis : menyediakan calon suami yang sholeh, perhatian, sayang keluarga dan tampan. Hanya sedikit wanita yang memilih di lantai tiga, sebagian besar cepat-cepat naik ke lantai empat untuk mendapatkan yang lebih baik.
Di ruangan lantai empat tertulis : menyediakan calon suami yang sholeh, perhatian, sayang keluarga, tampan dan kaya. Di lantai inipun para wanita banyak yang tidak puas, bergegas mereka naik ke lantai lima dengan pengharapan akan tersedia calon suami yang paling bagus dari lantai sebelumnya.
Ketika semua pengunjung telah berada di lantai lima, di layar besar tertulis : selamat, anda adalah pengunjung ke 1.362.756, sama seperti pengunjung sebelumnya, pada lantai ini tidak tersedia calon suami, ruangan ini hanya untuk membuktikan bahwa anda termasuk orang yang tidak pernah puas.
Maka semua orang yang berada di lantai lima keluar dengan wajah menyesal, mereka tidak bisa kembali ke lantai sebelumnya, dan mereka tidak bisa masuk supermarket calon suami untuk kedua kali.
Kejadian sama dialami juga para pria yang masuk ke supermarket calon istri, ketidakpuasan telah menjadikan mereka pulang dengan tangan hampa.
Bagaimana dengan njenengan.?

Surabaya, 02 Juni 2009
21:28

KECERDASAN INTUITIF YANG LUAR BIASA

Saya baru menyadari bahwa kecerdasan yang dimiliki manusia itu bermacam-macam. Namun manusia cenderung memahami kecerdasan itu sebagai Kecerdasan Normatif saja, yaitu kecerdasan yang lurus sesuai jalur umumnya. Orang yang berpikir sesuai jalur logika pada umumnya. Kalau ada anak berprestasi di bangku sekolah, maka kita menyebutnya anak yang cerdas. Kalau ada pegawai sukses karena lulusan universitas terkenal, maka disebut pegawai cerdas. Itulah yang saya sebut sebagai kecerdasan normatif, sukses karena mengikuti jalur yang sudah ada.

Ada kecerdasan lain yang bagi saya lebih luar biasa, yaitu Kecerdasan Intuitif. Kecerdasan yang dibentuk oleh naluri intuisi seseorang. Pemikiran-pemikiran cerdas lahir dari kecedasan ini, berani berbeda dengan pemikiran banyak orang. Kadang pemikiran itu belum bisa dijelaskan dengan logika manusia pada umumnya, tetapi logika berpikir itu akan dapat difahami dikemudian hari.
Ahmad Dhani (Leader DEWA 19) menyebut beberapa nama tokoh yang memiliki Kecerdasan Intuitif, diantaranya adalah founding father Ir. Soekarno dan Gus Dur. Menurut Dhani, mereka adalah tokoh-tokoh yang berani berbeda dengan orang lain, bahkan cenderung melawan arus. Di kalangan sastrawan, Indonesia mengenal nama Chairil Anwar. Tokoh yang berani menabrak aturan kesusasteraan, sehingga melahirkan sastrawan angkatan ’45. Chairil Anwar berani menciptakan puisi yang berbeda dengan angkatan sebelumnya, yang pakem memakai rima a-a-a-a/a-a-b-b.
Kecerdasan ini melahirkan orang-orang yang visioner, orang yang melihat dunia ini kedepan. Kadang kita terjebak melihat dunia ini pada saat ini saja.
Kalau njenengan menginginkan kesuksesan, kenapa tidak berfikir beda dengan orang lain.?
Berani melawan aturan yang telah umum dipakai.

Surabaya, 31 Mei 2009
08:26

Kamis, 28 Mei 2009

GAK PERLU Be-Te..


Seorang sahabat mengirimkan sms, ia mengeluh tentang waktunya yang terbuang percuma hanya untuk menunggu dosen yang tak kunjung datang. Padahal sang dosen telah membuat janji. Hampir dua jam waktu sahabat itu dikorbankan untuk menunggu, tanpa aktifitas lain.

Kisah diatas hanyalah sedikit cerita dalam keseharian kita, dimana kita harus menuggu lama, menunggu kereta yang delay dari jadwal, menunggu kekasih yang terlambat ngapel, ataupun hal-hal lain yang sangat membosankan.

Padahal, pernahkah njenengan memikirkan, satu detik adalah waktu yang begitu berharga.?? Atau tahukah njenengan nilai dari waktu seperseribu detik waktu anda.??
Ada ungkapan yang menggambarkan betapa bernilainya waktu yang kita miliki saat ini.

Untuk mengetahui nilai dari satu tahun, coba tanyakan pada adikmu yang gagal dalam ujian nasional. (ternyata persiapan satu tahun itu berharga sekali)
Untuk mengetahui nilai dari satu semester, coba tanyakan pada teman kuliahmu yang gagal dalam skripsi. (ternyata masa persiapan satu semester itu berharga sekali)
Untuk mengetahui nilai dari satu bulan, coba tanyakan kepada buruh pabrik ketika menunggu tanggal satu gajian. (ternyata kerja satu bulan itu berharga sekali)
Untuk mengetahui nilai dari satu minggu, coba tanyakan kepada seorang kekasih yang menunggu malam minggu. (ternyata waktu satu minggu itu berharga sekali)
Untuk mengetahui nilai satu hari, coba tanyakan kepada para narapidana yang menuggu kebebasannya esok hari. (gak usah tanya ya..)
Untuk mengetahui nilai dari satu jam, coba tanyakan kepada sekretaris yang mendapat deadline menyelesaikan laporan satu jam lagi. (ternyata satu jam itu berharga sekali)
Untuk mengetahui nilai dari satu menit, coba tanyakan temanmu yang gagal mudik karena ditinggal kereta. (ternyata terlambat satu menit menentukan sekali)
Untuk mengetahui nilai dari satu detik, coba tanyakan temanmu yang naik sepeda motor dan hampir menabrak mobil. (ternyata satu detik untuk mengerem sangat menentukan hidup)
Untuk mengetahui nilai dari seperseribu detik, coba tanyakan kepada Valentino Rossi. Karena selisih 0,006 detik sangat menentukan siapa juara dunia moto GP.
Untuk mengeahui betapa bernilainya hidup anda, tanyakan pada diri anda sendiri. Apakah anda sudah memanfaatkan setiap detik yang dimiliki.

Waktu satu jam bagi pengemis adalah waktu menunggu orang lain untuk mengasihinya.
Waktu satu jam bagi penulis adalah waktu untuk menghasilkan satu bab buku.
Waktu satu jam bagi guru adalah waktu untuk mempersiapkan seorang Presiden untuk duapuluh tahun mendatang.
Waktu satu jam bagi santri adalah waktu untuk menghatamkan satu jus al-Quran dan berdzikir mengagungkan Allah.
Bagaimana dengan waktu satu jam yang kita miliki.? Ketika kita duduk menunggu seorang teman yang terlambat dalam janjian….

Surabaya, 03 Mei 2009
07:35

PUISI BIMBANG


Kadang harus terluka
Untuk tahu sebuah tawa
Kadang harus kecewa
Untuk tahu rasa bersuka

Surabaya, 23 Mei 2009
18:17

Aku bimbang
Aku diam
Aku jalan
Atau kubiarkan diam dalam bimbang
Ataukah kubiarkan jalan dalam diam

Surabaya, 22 Mei 2009
06:40

Kubiarkan perih
Menjadi hati terpilih
Pada jiwa-jiwa terkasih
Haruskah jujur, atau simpan dalam pedih
Semua kisah hati terpilih

Surabaya, 20 Mei 2009
18:23

Menjadi hati terpilih
Tiada sempurna tiada kuasa
Serasa lemah tiada daya
Genggam bimbang dalam angan
Akankah kasih rasa…
Tak hanya dia dalam dada

Surabaya, 20 Mei 2009
18:15

UNIVERSITAS KEHIDUPAN, FAKULTAS KEGAGALAN


Seorang sahabat berujar, jika dirinya diperkenankan untuk kembali kemasa lalu, masa dimana ia pernah melakukan kesalahan. Sahabat tadi akan kembali kemasa sebelum itu, tetapi bukan untuk memperbaiki kesalahannya. Ia malah ingin melakukan kesalahan yang sama lebih awal dari sebelumnya. Apakah ada yang aneh…??
Itulah Universitas Kehidupan, Fakultas Kesalahan.

Sama seperti anda yang akan menghadapi ujian pada hari senin, tetapi anda sudah mencoba mengerjakan soal itu pada hari sabtu. Anda mungkin melakukan kesalahan pada hari sabtu, tetapi anda tidak perlu lagi melakukan kesalahan yang sama dihari ujian yang sebenarnya, yaitu dihari senin. Maka segeralah melakukan kesalahan lebih awal dari orang lain, bahkan sebelum orang lain pernah mencobanya. Karena manusia bukanlah malaikat.

Dalam sebuah perayaan pesta para bangsawan, dua orang bangsawan yang hadir berdebat tentang sebuah lukisan. Mereka berbeda pendapat tentang bentuk gambar pada lukisan yang tertempel di dinding. Sebuah gambar yang memang sulit dipahami oleh siapapun. Perdebatan itupun membuat beberapa orang yang hadir terpecah dalam berbagai pendapat. Tuan rumah yang mengetahui keadaan tersebut hanya tersenyum, kemudian ia memanggil seorang pelayan kepercayaannya untuk menjelaskan arti lukisan itu.
Pelayan tadi dengan jelas menjelaskan arti lukisan itu kepada seluruh khalayak. Sebuah penjelasan yang dapat diterima oleh para bangsawan yang hadir di ruangan itu.
Salah seorang hadirin bertanya kepada pelayan muda itu, ”Anda masih muda, tetapi anda telah mampu menangkap makna yang tersembunyi dari lukisan itu. Di manakah anda bersekolah? Sipakah guru anda?”
Pelayan muda itu tersenyum khidmat, “ Saya hanyalah salah satu murid dari Universitas Kehidupan, dan guru saya adalah Kegagalan, Kesusahan dan Penderitaan.”
Dikemudian hari orang mengenal pelayan itu sebagai Montesque. (njenengan cari di ensiklopedi tokoh-tokoh dunia, insyaAllah ada namanya)

Masih banyak orang-orang sukses yang telah lulus dari Universitas Kehidupan, mereka yang telah dibentuk dalam Kelas Kegagalan. Dunia mengenal Thomas Alfa Edison, Bill Gates, Bob Sadino, Dahlan Iskan, dan ANDA salah satunya.

Surabaya, 03 Mei 2009
07:00

KULIAH GAK PINTER


Mendengar kisah seorang teman ketika kuliah di luar negeri sangat mengasyikkan, tentang keanekaragaman mahasiswanya juga tentang tingkah polah dosen-dosennya.
Di Sorborn University, berbagai mahasiswa dari negara berbeda berkumpul, keanekaragaman ini membawa ruang kelas menjadi rame. Namun yang menarik dari itu semua adalah pemikiran para mahasiswanya. Untuk mahasiswa Indonesia, dikatakan berprestasi jika dapat memahami materi kuliah yang telah disampaikan oleh dosen. Berbeda dengan mahasiswa Inggris yang tidak puas dengan materi yang telah disampaikan, dan ingin merubah materi kuliah itu. Mahasiswa Jerman bukan hanya tidak puas dengan materi kuliah, ia malah menginginkan perubahan bab dalam perkuliahan, karena dirasa metode kuliah sudah ketinggalan jaman. Mahasiwa Prancis beda lagi, buka hanya bab yang dirubah tetapi handbook harus diganti dengan yang lebih up date. Tahukah njenengan apa yang dipikirkan oleh mahasiswa Israel.? Mereka mau merubah sistem pembelajaran agar lebih efektif. Padahal yang dikritik adalah Sorborn University. Bagaimana jika mereka kuliah di Indonesia.?

Jika mahasiswa luar biasa itu kuliah bersama saya saat ini, mungkin mereka akan menjadi mahasiswa paling GOBLOK, seperti saya saat ini. Karena sistem pembelajaran mewajibkan meraka harus mengikuti sama persis metode yang disampaikan oleh dosen, tidak boleh menyimpang sedikitpun. Padahal dimasa sekarang, sangat memungkinkan mahsiswa brilian untuk menemukan metode-metode baru dalam pemecahan suatu masalah, yang bisa berbeda dengan dosen bahkan berbeda dengan handbook referensi dosen.
Jika mahasiswa diberi kebebasan untuk berkreasi dalam memecahkan suatu masalah, maka akan lahir pemikir-pemikir brillian sekelas Newton ataupun Einstein, yang berani berpikir beda dalam menyikapi masalah.


Surabaya, 29 Mei 2009
07:42

SAMAKAH IMAN DENGAN AIR.?


Seorang teman marah-marah ketika disindir teman yang lain tentang masalah iman.
“walaupun gak shalat, gini-gini saya juga masih punya iman.” Sergah teman tadi. Bahkan pemabuk pun tahu bahwa minuman keras itu haram. Tetapi kenapa mereka belum bisa meninggalkan perbuatan haram itu?

Seorang sahabat mengibaratkan iman sebagaimana air, semakin banyak air yang dimiliki maka semakin bermanfaat juga air itu, sebagaimana air sungai yang dapat mensucikan. Namun sebaliknya, jika air itu hanya setitik, bisa jadi air itu terkontaminasi najis, tiada dapat memberi manfaat.

Iman adalah penggerak dalam amaliah kita, tanpanya akan sulit orang beramal. Karena tanpa keyakinan yang benar, bagaimana orang dapat yakin dengan janji-janji Allah. Sebagaimana para Sahabat Rosul yang sami’na wa atho’na, saya dengar dan saya taati. Berbeda dengan saya yang dhoif in, ketika mendengar hukum Allah masih mencari-cari alasan untuk menghindar dan membenarkan diri dengan dalil-dalil. Mungkin air yang saya miliki sedikit ya.? Sehingga belum bisa memberi manfaat bagi orang lain, bahkan kadang tidak jernih.

Surabaya, 29 Mei 2009
07:12

Senin, 27 April 2009

SMILE SHAFRY SHIVA keponakanku








SEMUA SENYUM CAKEP KOK...

SHAFRY SHIVA IN ACTION keponakanku







pilih sendiri ya.. mana yang paling cakep..?he.he.

mulai ngantuk lagi neh..


sudah ya..shafry mo bobo dulu.

CINTA QAYS KEKASIH LAYLA


Untuk menggambarkan kecintaan seorang sahabat kepada Ibu-Bapaknya, sahabat tadi mengutip pernyataan cinta Qais kepada Layla –dalam novel kisah Layla Majnun.
Sebagaimana Qays (kekasih Layla) ditanya tentang kekasihnya,
“ Seandainya engkau diminta memilih antara seluruh kekayaan dunia, dibandingkan dengan kekasihmu. Mana yang akan kamu pilih.? ”
Qais tidak memilih sang kekasih untuk menjawab pertanyaan itu, terlalu simple. Tetapi dengan diplomatis ia menjawab,
“Sungguh debu yang menempel pada telapak kaki kekasihku lebih aku cintai daripada kekayaan dunia dan seluruh isinya. ”

maka sahabat tadi pun ketika ditanya tentang keluarganya,
“ Seandainya Ibu Bapak mu sakit, bersediakah engkau mempertaruhkan nyawa untuk keduanya.?”
Sahabat tadi hanya tersenyum, ” Jangan kan untuk keselamatan Ibu Bapak ku, untuk satu senyum yang keluar dari bibir keduanya aku siap mengorbankan jiwaku.”

Siapkah kita berkorban demi satu senyum tersungging dari bibir Ibu dan Bapak. Karena berpuluh tahun mereka telah menangis di penghujung malam demi kesuksesan putra-putrinya. Atau malah kita sering mebuat tangis Ibu Bapak kita dengan berbagai kelakuan kita.?

Sungkem kagem Ibu Seksi Hari Suprapti kaliyan Bapak Nyamat

Surabaya, 14 April 2009
21:54

HANYA SATU CINTA DI PENGHUJUNG MALAM


SATU CINTA

Biarlah satu cinta
Aku punya, aku puja
Walau berat tetap kudekap erat
Walau sulit dan terasa pahit
Walau pedih tak terperih
Kujaga hingga terlepas jiwa dari raga
Sampai ijinkan aku bertemu wajah-Mu

Surabaya, 20 April 2009
14:57

PENGHUJUNG MALAM

di penghujung malam, ada tangis tak bersuara
hanya air mata dalam gulita
ketika kedua tangan terangkat memaksa
lirih kelu lidah berdoa
saat sang bunda jibaku dalam munajat, si anak masih terlelap

(untuk Ibuk-ku, terima kasih doanya)

Surabaya, 26 April 2009
18:32

MERUBAH DUNIA


Pada saat gerimis, ada penjual bakso berteduh di sebuah halte yang telah sepi karena hari menjelang senja. Sambil menggusap wajahnya yang telah basah oleh air hujan, penjual bakso menggerutu memaki gerimis yang datang saat ia mulai berjualan. Penjual bakso berpikir, jika gerimis dan hujan telah tiba maka ia tidak dapat kemana-mana kecuali hanya berteduh di halte, seperti yang ia lakukan saat ini. Dapat dibayangkan kerugian yang ia dapat jika tak satupun orang yang datang membeli baksonya.
Pada saat gerimis diwaktu yang sama, ada penjual bakso yang lain dengan semangat riang gembira, seolah ia tidak memperdulikan air yang mengguyur gerobaknya. Terbayang dalam kepala abang bakso, jika gerimis telah datang maka hawa dingin akan menyelimuti perkampungan yang ia datangi. Harapannya suasana gerimis ini menjadikan orang-orang ingin menikmatai makanan hangat, seperti bakso yang ia jual. Sebuah keuntungan besar akan ia dapatkan dari gerimis yang mengguyur kota ini.

Adzan sudah berhenti berkumandang, di teras masjid seorang pemuda nampak gelisah. Jari tangannya nampak sibuk memencet-mencet tombol handphone, mencoba menghabiskan waktu menunggu iqamah shalat dengan memainkan game. “ huh.. lama banget iqamahnya, nunggu apa sih.” Gerutu si pemuda.
Di masjid yang sama, di salah satu sudut masjid. Seorang pemuda dengan wajah tenang duduk bertafakur, kedua tangannya terangkat memanjatkan doa. Ia nampak menikmati doanya. Dalam hati pemuda itu berharap agar waktu iqamah lebih lama lagi, karena masih banyak doa-doa ingin ia panjatkan. Ia yakin akan janji Allah swt, bahwa waktu diantara adzan dan iqamah adalah waktu yang istimewa, dimana setiap doa didengar Allah.

Hmm… dapatkah anda menghindar dari gerimis? Dapatkah anda memaksa muadzin untuk segera iqamah? Dapatkah anda memaksa orang lain sesuai dengan keinginan anda? Dapatkah anda memaksa alam ini berjalan sesuai keinginan anda?
Kalau anda dapat melakukan itu semua, berarti tidak perlu anda bersedih. Jikalau anda termasuk orang biasa seperti saya, maka cukup anda menikmati keadaan itu semua. Kita memang tidak mampu memaksa orang lain sesuai keinginan kita, tetapi kita dapat memaksa diri kita untuk mensikapi lebih baik setiap keadaan yang tidak kita inginkan.
Nasi sudah menjadi bubur, menyesalinya tidak menyelesaikan masalah. Kalau nasi sudah menjdai bubur, kenapa tidak kita beri irisan daging ayam dan bawang, maka akan jadi bubur ayam yang lezat.

Kita memang tidak bisa merubah dunia, tetapi kita mampu merubah diri kita lebih cantik dari sebelumnya, ketika memandang dunia.

surabaya, 27 april 2009
14:12

Minggu, 26 April 2009

ORANG YANG TIDAK PERNAH RUGI


Panggungejo – Blitar
09 April 2009
Real story

Pernahkah njenengan menjumpai pedagang yang tidak pernah rugi? selalu untung terus.
Pasti hal yang mustahil kan.?
Tetapi alhamdulillah sore itu saya dipertemukan dengan pedagang keliling yang tidak pernah merugi. Seorang bapak usianya berkisar 30-40 tahunan, penjual kebutuhan dapur keliling, bapak yang memikul dua keranjang berisi sendok, pisau, dan alat rumah tangga lainnya.
Sore itu, ketika kami berkumpul di teras, seorang penjual keliling mampir ke rumah untuk menjajakan barang yang dibawa. Sudah menjadi kebiasaan ibu untuk menjamu siapapun yang datang kerumah, walau kadang kami tidak mengenalnya sekalipun. Ditemani secangkir kopi penjual tadi mulai berpromosi kepada kami. Sungguh mengherankan kami, adalah ketika bapak tadi tidak berbicara mengenai barang bawaannya, justru bapak tadi berbicara tentang kondisi masyarakat saat ini. Tentang akhir jaman yang mulai nampak kerusakan bukan hanya alamnya saja, tetapi juga kerusakan moral orang-orangnya.
Sungguh aneh orang ini, batin saya.
Bapak itu tersenyum,
“ Saya hanya memenuhi kewajiban saya sebagai abdine Gusti Allah, kerja saya memang pedagang keliling, tapi itu hanya sambilan saja. Kerja saya yang sebenarnya adalah belajar untuk semakin dekat dengan Gusti Allah. Saya bersyukur bisa bersilaturahmi dengan keluarga bapak, dan ini sudah menjadi sebab Allah berikan saya rejeki yang berkah. Kalaupun bapak tidak membeli apapun dari saya, sama sekali saya tidak merugi dengan ini semua. Sungguh sudah membahagiakan bagi saya ketika dapat bersilaturahmi dengan saudara sesama muslim.”
Bapak itu pun berlalu, dan kami tidak membeli satupun barangnya, kecuali pelajaran tentang hidup.
*****
Atau kisah Musa yang terkepung tentara Fir’aun, sedang di depannya sungai Nil membentang penuh ancaman. Sungguh tanpa sebab apapun Allah mampu binasakan seluruh bala tentara Fir’aun ataupun Allah kuasa untuk bekukan air sungai Nil sehingga selamatlah umat Nabi Musa a.s. tetapi Allah punya cara tersendiri untuk mengajar hamba-Nya. Allah perintah kan Musa a.s untuk memukulkan tongkatnya ke sungai Nil. Walaupun tanpa tongkat Musa, sungguh Allah mampu selamatkan hambanya. Pemahaman saya yang dhoif, Allah menginginkan hambanya ber-ihtiar dengan usaha yang ia bisa. Sebagaimana ihtiar Musa a.s untuk memukulkan tongkatnya ke sungai Nil, yang secara logika adalah sesuatu yang sulit dipahami. Tetapi begitulah Allah menunjukkan Kekuasaan-Nya. Salah besar yang memahami bahwa yang membelah sungai Nil adalah tongkat Musa a.s, karena apa yang nampak oleh mata sesungguhnya digerakkan kekuatan besar Allah swt.
Hmm…ternyata kantor, toko, dan pabrik dimana kita bekerja saat ini tidak lebih dari tongkat Nabi Musa a.s., kelihatannya kita yang bergerak, tetapi sebenarnya di balik itu ada karunia Allah swt tiada henti tercurahkan. Sedikit usaha yang kita lakukan jika digerakkan oleh kekuatan spirit yang besar maka hasilnya pun luar biasa.

Rabu, 08 April 2009

JAVANIC POETRY

( untuk darah yang telanjur mengalir dalam tubuhku,
walau tidak lagi biru )

dadia sukma jruning dada


eseme cinandra sekar kang sumebyar


wahyuning trisna tan kena sujana


indahing impi wengi tansah ka anti-anti


memuji tansah mring Gusti


anteping ati marang kebehe pinasti


rinonce kangen kapan isa sawiji


ginaris pasuryanmu ana awang-awang angenku


amung isa dedunga mugi Gusti paringa rasa tresna tanpa cinidra




ning aku...


sih gumun, kok isa gawe puisi kayak gini...he.he....



Surabaya, 08 April 2009
07:57
adalah hal wajar kalau njenengan tidak percaya bahwa tulisan diatas karya original saya, saya pun sempat tidak percaya kalau saya bisa menulis puisi seperti itu. Namun puisi diatas adalah kumpulan kata-kata yang terlintas dalam pikiran saya disaat kesibukan kerja dan kuliah yang memborbardir saya. Waktu luang saya adalah ketika saya sedang bersepeda menuju sawah ladang saya di Perak, atau saat saya bersepeda menuju kampus untuk ngangsu ilmu (maklum., semakin hari semakin bodo). Dalam perjalanan yang tidak begitu lama itu, pikiran saya terganggu untuk merangkai kata-kata tetembangan jawa.
Hmmm....kalau njenengan masih belum yakin atas puisi diatas.? sama. Saya juga belum yakin...

Senin, 06 April 2009

ALLAH KAYA KOK...


Setiap pagi ketika ayam berkokok maka matahari kemudian muncul, begitu berulang setiap hari sampai ekarang. Sebelum mentari pagi terbit selalu didahului koko ayam jago. Tetapi apakah ayam jago yang menyebabkan matahari terbit.?

Ketika kita sakit, kita pun meminum obat merek tertentu. Dan alhamdulillah dapat sembuh. Tetapi apakah obat yang menyembuhkan.?

Ketika kita lapar, kita pun mengambil nasi untuk makan. Dan alhamdulillah kita kenyang.

Tetapi apakah nasi yang telah megenyangkan kita.?

Masih banyak kejadian-kejadian yang kita hadapi, dan peristiwa itu berulang terus menerus. Kalau kita keliru memahami kejadian yang berulang terus menerus itu akan menciptakan mind set yang keliru pada kita.

Keyakinan yang keliru, sebagaimana sang Bayi yang telah keliru memandang rezeki yang Allah karuniakan, ketika masih di dalam kandungan. Allah menjamin makanan Bayi melalui plasenta sang Ibu. Selama sembilan bulan semua kebutuhan makanan Bayi terpenuhi hanya melalui tali plasenta. Maka timbul keyakinan dari sang Bayi bahwa tanpa plasenta hidupnya akan kiamat, karena tidak dapat makan lagi. Keyakinan ini wajar karena setiap hari ia makan melalui plasenta. Sebuah keyakinan yang salah...

Allah membuktikan kekuasaannya, Allah kuasa untuk menjamin rezeki setiap hambanya. Untuk meluruskan keyakinan sang Bayi tentang ke-Maha Kaya-an Allah, ketika bayi lahir ke dunia pertama kali yang diputuskan adalah plasenta sang Ibu. Secara logika Bayi, kalau jalan rezekinya dipotong bagaimana ia bisa hidup. Padahal Allah mampu memberi rezeki dari arah yang tiada disangka hambanya.

Sungguh ketika satu jalan rezeki tertutup, sebenarnya Allah telah sediakan dua jalan rezeki yang lain. Satu tali plasenta terputus, Allah telah sediakan dua air susu dari sang Bunda.

Sungguh ketika dua jalan Rezeki tertutup, sebenarnya Allah telah sediakan empat jalan rezeki yang lain. Dua air susu sang bunda telah berhenti, dan Allah telah sediakan empat sumber, makanan dari hewan (daging) dan tumbuhan (nasi) serta minuman dari hewan (susu) dan tumbuhan (air yang tersimpan dalam tumbuhan, bisa juga air kelapa).

Sungguh ketika empat jalan rezeki itu telah tertutup, semoga Allah bukakan delapan pintu rezeki di akhirat (ada delapan pintu surga). Semoga saja..



hmmm....jangan-jangan kita masih seperti bayi...
Sayalah yang menjamin rezeki keluarga saya, batin kita saat ini. Ketika kita merasa mampu menafkahi keluarga. Setiap hari kita kerja dan dari kerja itu kita mendapat gaji, maka timbul keyakinan bahwa kerja sayalah yang menjamin rezeki keluarga. Kadang kita menafikkan Allah, bahwa kita hanyalah kran rezeki bagi keluarga.

Surabaya, 06 April 2009

21:54

SPECIAL FOR MY PAK DHE AND BU DHE


BOBO' SAMBIL NAIK KERETA...ENAK YAA...


FOTONE PAS BOBO' DHE....













MIMI' DULU BU DHE...



SPESIAL FOTO MOCH. SHAFRY SHIVA

KAGEM : R. DJOKO ,ST & IIS DWI PALUPI, ST

WONTEN NDALEM JAKARTA

MUGI GUSTI PARING RAHMAT LAN HIDAYAHIPUN

Kamis, 02 April 2009

BOCAH NDESO ANAK TUKANG LAS


Apakah yang saya tulis ini sesuatu yang idealis..?
Apakah yang saya tulis ini benar-benar terjadi..?


Kadang saya berpikir, apakah saya telah mengada-ngada dengan cerita rekaan yang bombatis. Sehingga orang terbawa dalam suasana hiperbola.
Hmm... tetapi boleh juga njenengan berpikir sperti itu. " Wah.. gak mungkin ada orang seperi itu ", celetuk seorang teman. " Masa ada orang yang tulus dan ikhlas berjuang seperti itu."
Tetapi Alhamdulillah, didalam kehidupan ini saya banyak berjumpa dengan orang-orang yang luar biasa, yang telah berbagi cerita dengan saya tentang banyak hal.
Mungkin anda tidak akan percaya tentang cerita seorang tukang las ndeso dengan modal keyakinan telah mampu menyekolahkan ke empat anaknya, dan tiga anaknya mampu meraih gelar sarjana, dengan hasil terbaik dari kampus terbaik. Bahkan putra ke tiga sempat menikmati university of live di luar negeri, belajar menemukan arti hidup di negeri orang selama satu semester. Hanya bermodal keyakinan, karena sang bapak hanya ngasih sangu 2juta saja untuk hidup di negeri orang selama satu semester.
Atau anda mungkin tidak yakin dengan bocah ndeso yang berhasil meraih juara Robot Contes tingkat nasional, dua tahun berturut-turut.
Apakah mereka dari keluarga yang berkecukupan..?
Sungguh saya mengetahui, bocah ndeso itu menjadi mahasiswa dengan nunut tidur di masjid, membantu menyapu dan pel masjid tiap hari. Atau sambilannya menjadi penjual es jus dan jagung bakar di depan masjid di malam hari. Sampai akhirnya punya usaha fotocopy. Dan itu semua dilakukan tanpa mengurangi tugas belajarnya. Sungguh hanya keyakinanlah yang menjadikan bocah ndeso itu bertahan.
Hanya diakhir pekan bocah ndeso dapat makan enak, karena graha kampus yang disewakan untuk acara-acara pernikahan pasti menyisakan banyak makanan sehabis pesta kaum elit. Dan sehabis membantu membersihkan peralatan-peralatan pesta, bocah ndeso iu membawa pulang makanan untuk dibagikan saudaranya yang mungkin senasib sama dengan dirinya...
Sekarang njenengan akan menjumpai bocah ndeso itu telah menjadi lebih baik, menjadi bagian dalam struktur negara ini, walau hanya pegawai rendahan.
Mungkin anda tidak percaya dengan itu semua, sebelum anda bertemu bocah ndeso itu.
Surabaya, 03 April 2009
10:02

PUISI ROMANCE " TAK KUBIARKAN - AKU "


AKU
Aku dan Cinta adalah sama
Aku dan Rindu adalah satu
Aku dan Harapan tak terpisahkan

Surabaya, 18 Maret 2009
21:03

TAK KUBIARKAN
Tak kan kubiarkan hilang
Tetaplah dalam kenang
Tak kubiarkan pergi
Tetaplah singgah di hati

Surabaya,20 Maret 2009
13:21

MAMBURIT, BAGUS YA..??

selalu ikut kemanapun ujung haluan kapal ini menuju

lautnya masih biru ya..??

Pulau Mamburit yang menawan

PULAU KEMUDI dan SAPUDI, SEPI REK..!!

Pulau Kemudi, penduduk tetap hanya 6 orang doang,
hanya dihuni pegawai Menara Suar dan nelayan yang kebetulan mampir

Pulau Sapudi lebih ramai, ada perkampungan di sana.
foto diambil dari tengah laut karena kapal tidak bisa mendekat.

KETIKA AYAM MENJADI HARAM


Akhir tahun 2003, setelah lolos dari jeratan dosen-dosen di ITS penulis sempat menikmati kuliah di "University of Live", di kampus kehidupan itu penulis banyak mendapatkan banyak hal, termasuk kesadaran tentang kebodohan penulis yang ternyata sudah membatu.
Ketika penulis sempat duduk dalam suatu majelis, dengan pembicara 'Master' dari salah satu negara di jazirah (yang dulu disebut) Persia. Sang Master dalam obrolan ringan itu menggulirkan pertanyaan tentang halal dan haram.

" Secara dzahiriah, ayam itu halal dan babi itu haram, tetapi keadaan dzahir saja tidak cukup. Islam masih mengatur itu semua dalam aturan yang lebih detail.
Babi yang secara kebendaan sudah haram, maka disembelih oleh siapapun bahkan oleh seorang ustadz atau kyai pun akan tetap haram.
Ayam yang secara dzahir halal, pun dapat menjadi haram jika ia disembelih tidak sesuai dengan syariah. Tentu kita tidak ingin seuatu yang awalnya baik menjadi mudharat hanya karena kita tidak mau tunduk pada aturan.
Ternyata sesuatu yang baik saja tidak cukup, apalagi ketika itu berhubungan dengan peribadahan kepada Allah. Karena sesuatu yang awalnya halal bisa menjadi haram, hanya karena cara kita tidak sesuai dengan agama.
dan Ternyata niat baik saja tidak cukup untuk menghantarkan manusia mencapai kemuliaan di hadapan Allah. Semua harus manut sama tuntunan kanjeng Nabi. "

Penulis baru menyadari kalau selama ini terlalu banyak membela diri dengan alasan niat yang baik, dengan alasan niat yang ikhlas. padahal ke-ikhlasan saja tidak cukup untuk berbuat baik. Dua komponen penting selain Ikhlas adalah Istihlas, yaitu mengikuti jalan yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah.
Alangkah kacaunya dunia ini jika setiap orang mencari pembenaran dengan niat kebaikan, karena niat yang baik tanpa tuntunan yang benar dapat menjadi mudharat.

Wallahu'alam bi sawab... Sungguh Allah lebih mengetahui ini semua.

Surabaya, 03 April 2009
08:46

MENGINAP DI KALIANGET

KN. MANDALIKA,
kapal yang udah tua tapi gagah juga di malam hari.he.he.
suasana gudang PN. Garam di dermaga Kalianget
" Ga keurus kayae.. "

nampak pulau Talango, yang berseberangan dengan dermaga Kalianget