Entri Populer

Rabu, 22 Oktober 2008

Enaknya DiMADU, sebuah Kisah Pak Amri


Kisah ini diambil dari kisah Pak Amri di Bandung. Thanks Pak Amri... :


Pada tanggal 1 September 2008, seperti biasa agar puasa tetap fit kami beli madu, disalah satu sahabat kami yang bernama Pak. Gofar. Beliau, adalah sahabat lama sejak tahun 1994, ketika beliau masih kuliah. Ada kenangan yang sangat menarik dari sahabat saya ini adalah ketika mau bimbingan skripsi di salah satu perguruan tinggi terkenal di Bandung, beliau berangkat naik bus kota.
Kelebihan dari temen saya ini adalah mudah tidur, maka ketika mau berangkat bimbingan ke salah satu dosen, beliau juga naik bus kota. Kejadian yang sangat menarik adalah beliau tertidur dan busnya itu sudah kembali ke pemberangkatan awal. Dan, yang lebih mengejutkan lagi adalah semua data skripsinya hilang. Lumayan kalang kabut, sebab harus mengetik ulang kembali. Sekarang, sahabat saya ini sudah selesai S-2 dan hobi mudah tidurnya juga masih berjalan dengan sempurna.

Kembali kemasalah dimadu itu, keren habis. Ketika saya datang ke tokonya, sudah menunggu lama, namun tetep saja tidak ada orang. Akhirnya kami putuskan untuk pulang, sebab ada beberapa aktivitas yang harus diselesaikan. Karena anak-anak, tetep menginginkan madu, maka kami datang ke toko swalayan. Ketika mau masuk, ada seorang wanita dengan wajah pucat, mungkin sakit, beliau membawa madu ke kasir. Saya kira mau beli, rupanya mau mengembalikan madu. Beliau mengembalikan madu, sebab ditulisan luar ”Madu Pahit”, namun setelah dicoba, rasanya manis.
Madu itu dikembalikan, sebab wanita ini mengalami sakit gula berat, sehingga tidak diperbolehkan makan madu manis. Pengembalian madu ada kendala, sebab struk pembelian tidak ada dan pihak swalayan itu, juga berkeinginan membantu, tapi kalau struk tidak ada agak kesulitan untuk menerima pengembalian madu. Akhirnya, pihak swalayan, karena struk tidak ada, tetep membantu dengan cara mencari data transaksi di komputer kasir. Banyangkan kawan ..... mencari transaksi ribuan pembeli di komputer kasir, sangat memakan waktu dan tetap belum ketemu.
Melihat kejadian itu, akhirnya saya mendekati kasir dan juga pembeli yang mau membatalkan. Agar mempermudah penyelesaian, akhirnya madu kami beli sesuai dengan harga di bandrol kotak madu, yaitu seratus lima puluh ribu rupiah. Sebenarnya, kami tidak perlu amat dengan madu sebanyak itu, sebab terlalu banyak dan dana sebenarnya untuk keperluan lain yang juga sangat penting.
Setelah transaksi selesai, orang yang mengembalikan madu sudah pulang dengan gembira, kasir melanjutkan aktivitas lain dan saya masuk swalayan dengan gembira, sebab diberi kesempatan menyelesaikan masalah sederhana, unik, tapi penting. Setelah belanja beberapa barang pesanan anak-anak, ketika kami mau membayar, pihak kasir memberi tahu bahwa struk pembelian madu dari wanita yang mengembalikan tadi, dikomputer sudah ketemu. Kemudian pihak kasir, menawarkan bahwa saya bisa membatalkan pembelian madu tadi. Karena, saya juga tidak terlalu perlu madu sebanyak itu, akhirnya tawaran itu diterima. Namun, saya tetep beli madu yang lebih kecil dengan harga tiga puluh ribu rupiah dan ditambah beberapa barang pesanan anak-anak.
Setelah belanja selesai, kami langsung pulang, sebab harus melayani aktivitas on line. Sepuluh menit setelah masuk rumah, ada suara seseorang sedang mengucapkan salam. Kemudian beliau masuk sambil mengatakan ”Pelayanan sempurna madu, diantar langsung kerumah”. Rupanya beliau adalah penjual madu yang bernama Pak. Gofar, sahabat lama saya yang pernah mau bimbingan skripsi, tertidur pulas di bus, sampai kembali ke awal dan data skripsinya hilang, beliau sekarang sudah lulus S-2 itu.
Rupanya, ketika saya ke tokonya mau beli madu, beliau sedang mengantar istrinya keluar sebentar dan tokonya tidak ada yang jaga dan juga tidak ditutup secara keseluruhan. Beliau datang kerumah, sebab ada tetangga yang memberi tahu bahwa saya tadi kerumah untuk membeli madu. Pak. Gofar sambil senyum gembira mengatakan:”Pelayanan lima botol madu, diantar sampai rumah”. Rupanya beliau sudah hafal kebiasaan saya yaitu beli madu lima botol kecil-kecil. Memang saya lebih senang beli madu botol kecil-kecil, sebab kalau ada temen yang perlu mudah memberinya. Disamping itu, kalau botol kecil, misalnya tidak habis, kalau kemasukkan semut, tidak merusak madu yang lain. Beda kalau, beli botol besar atau kaleng besar, sekali kemasukkan semut, penyelamatannya agak susah.
Ketika sahabat Gofar ini pulang, kami beri hadiah berupa kurma dua bungkus. Beliau senang sekali, sambil mengatakan:”Wah ... kalau dua bungkus ini, nanti saya berikan setiap butir kurma untuk orang-orang yang mau berbuka, banyak sekali pahala saya”.
Sahabat....

Hidup ini memang lucu penuh hikmah, seperti kisah sederhana tadi. Pertama, saya perlu madu, pak. Gofar tidak ada; Kedua, pergi ke swalayan ketemu wanita dengan wajah pucat karena sakit gula berat, sedang kesulitan mengembalikan madu sebab struk pembelian tidak ada, dan pihak swalayan juga kesulitan mencari ribuan transaksi hari itu; Ketiga, karena kesulitan, akhirnya madu saya beli, eh .... setelah dibeli dan saya belanja yang lain, pihak kasir menginformasikan bahwa struk sudah ketemu; Keempat, pihak kasir menawarkan pembatalan pembelian madu, akhirnya saya batalkan dan saya membeli madu yang lebih kecil, ditambah belanja lainnya; Kelima, pulang kerumah, beberapa menit berikutnya Pak. Gofar mengantar lima botol madu; Keenam, akhirnya kami ngobrol dengan pak Gofar sambil tertawa mengenang skripsinya hilang di bus kota, sebab pak Gofar tertidur samai busnya sudah kembali ketempat semula. Ketujuh, Pak. Gofar pulang bawa kurma dengan wajah ceria dan saya mendapatkan lima botol madu ukuran kecil dengan gembira pula.
Begitulah salah satu cara Tuhan membuat kejadian lucu, unik dan penuh hikmah. Berani mengahadapi tantangan dimadu itu keren? Sebab kesempatan saling membantu itu, datang dan perginya sangat tiba-tiba dan cepat, serta tidak saling merugikan. Bagaimana pendapat sahabat ????

HUJAN


Manajemen Hujan
Hujan yang turun saat ini dirasakan dilematis bagi sebagian orang, betapa tidak, bagi warga perkotaan yang notabene sudah tidak mempunyai daerah serapan air dan pepohonan, turunnya hujan menjadi sumber bencana. Bencana banjir yang sudah akrab mereka alami dari waktu ke waktu menjadikan satu paket tambahan dengan hingar bingarnya kota besar, namun bagi kaum petani yang hidup di pedesaan, turunnya hujan merupakan berkah yang tiada terkira, karena tanaman mereka akan tumbuh dengan semestinya.
Seperti apakah manajemen hujan?

Air yang berada di atas permukaan bumi dibantu oleh sinar matahari akan menguap membentuk awan, awan yang terdiri dari butiran-butiran air ini ditiupkan oleh angin ke tempat yang lebih dingin. Lalu terjadi beberapa proses yang menyebabkan butiran-butiran air ini turun membasahi permukaan bumi yang biasa kita sebut hujan. Betapa sederhananya manajemen hujan.
Terjadinya hujan merupakan satu kesatuan antara satu proses dengan proses lainnya. Jadi jika salah satu prosesnya tidak berlangsung dengan semestinya, maka akan terjadi bencana alam seperti banjir atau longsor. Misalnya hutan yang notabene sebagai penyerap dan penyimpan air ditebang tanpa diperhatikan keseimbangan alamnya. Wilayah perkotaan yang sebagian permukaan tanahnya sudah ditutupi oleh perumahan, menyebabkan air tidak bisa langsung diserap oleh bumi.
Sederhana namun kaya akan makna, itulah yang tersirat dalam benak saya dalam menyelami proses hujan. Melalui hujan kita diajarkan saling gotong-royong, saling menghargai, saling menghormati dan berkomitmen untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Organisasi, partai politik atau sejenisnya akan hancur porak-poranda jika anggota di dalamnya tidak mempunyai komitmen yang jelas untuk mencapai sebuah visi yang tercantum dalam ADART. Organisasi mempermudah anggotanya untuk mencapai tujuan bersama dengan lebih mudah
Hujan adalah sebuah anugrah dari Allah SWT. Karenanya pekerjaan kita menjadi mudah, kita tidak usah mengangkut air ratusan kilometer jauhnya untuk menyirami pepohonan di pegunungan.
Bagi pemimpin sebuah kelompok, organisasi atau apapun namanya, bisa belajar tentang komitmen, gotong royong, saling menghargai dan menghormati dari hujan.

Kamis, 16 Oktober 2008

Kata Mutiara seorang teman

Air mata mengalir dikala gembira, Nikmatnya adalah kebahagiaan.
Airmata yang mengalir dikala kecewa ada Hikmahnya, yaitu keinsafan.
Tapi kita akan mendapat Nikmat dan Hikmah, jika airmata itu mengalir saat kita beribadah setelah bertaubat.

Ketika kita menebarkan kebaikan kepada orang yang lemah dan miskin, meskipun kita sendiri tidaklah seberuntung seperti yang kita harapkan, itu adalah tanda dari kemurahan dan kebaikan hati yang sesungguhnya.
Karena jika kita memberi dan berbaik hati hanya ketika kita dalam situasi yang beruntung atau ketika kita kaya dan nyaman, itu bukanlah sesuatu yang mengherankan.
Tetapi ketika kita memberi dalam situasi yang sangat rendah hati atau bahkan di tengah kesulitan kita sendiri, maka Tuhan benar-benar tahu bahwa kita adalah hambanya yang terkasih.